Title Image

Bagaimana Sosial Media Mempengaruhi Rentang Perhatian Kita yang Berkurang?

Pernahkah terbesit oleh Anda bahwa mungkin sosial media telah mempengaruhi rentang perhatian Anda?

 

Mungkin Anda pernah mengalami keasyikan melihat konten di Instagram atau TikTok sampai Anda lupa kapan terakhir kali Anda membaca suatu buku sampai habis. Atau mungkin bahkan Anda menghabiskan lebih banyak waktu menonton video singkat di berbagai media sosial dari pada menonton film.

 

Tak bisa dipungkiri, media sosial tidak hanya mempengaruhi cara kita berkomunikasi. Rentang perhatian kita pun menjadi salah satu hal yang terkena dampak. Rasanya seakan semakin sulit untuk fokus mengerjakan suatu hal ketika bunyi notifikasi bercuit-cuit mencari perhatian kita.

 

Terutama bagi Anda yang pernah merasakan hidup tanpa kehadiran media sosial, wajar apa bila Anda Merasa frustasi akan hal ini. Media sosial memang membawa banyak keuntungan untuk kehidupan. Namun, apakah benar berkurangnya rentang karena keberadaannya merupakan masalah yang lebih besar dari manfaatnya?

 

 

Rentang Perhatian Berkurang: Salah Media Sosial Kah?

rentang perhatian

 

Sebenarnya memiliki rentang perhatian yang terbatas bukalah hal yang tidak baik. Hal tersebut bahkan manusiawi. Saat Anda seharusnya fokus pada suatu hal, wajar apabila Anda menemukan diri Anda malah memikirkan yang lain. Sebuah riset menyatakan bahwa hampir 47 persen dari waktu kita dihabiskan untuk memikirkan sesuatu yang tidak sesuai dengan apa yang sedang kita lakukan.

 

Hal yang harus kita pertimbangkan adalah memang agak sulit untuk menghitung jumlah rentang perhatian yang baik. Menurut riset oleh Nature Communications, memang benar bahwa rentang perhatian kita menurun sebab media sosial dan cepatnya informasi yang beredar disana

 

Bisa kita lihat sendiri hal yang menjadi tren di media sosial hari ini bisa saja sudah dilupakan esok harinya. Hal ini terjadi karena hormon dopamine yang diproduksi oleh otak Anda ketika Anda melihat konten yang Anda sukai di media sosial. Dopamine bukan hanya akan membuat Anda senang, namun juga dapat membuat Anda ketagihan sehingga Anda mencari konten lainnya yang serupa — memperlama jangka waktu distraksi Anda.

 

 

Brand, Audiens, dan Media Sosial: Tiga Sekawan yang Benci Tapi Cinta

rentang perhatian

 

Natural apabila media sosial berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik. Agar dapat menjadi platform yang paling unggul, mereka melakukan berusaha sebisa mungkin mengakomodir kebutuhan penggunanya.

 

Siapakah yang paling sering menggunakan media sosial? Ya, benar sekali. Selain Anda sebagai pengguna, brand dan bisnis juga merupakan pengguna rajin menggunakan media sosial. Apalagi kalau sudah berhubungan dengan iklan berbayar.

 

Ketika banyak brand yang menyadari bahwa mereka dapat mendapat jangkauan yang luas di media sosial, terjadi sebuah faktor “shock”. Audiens yang tadinya tidak dapat mereka jangkau kini dapat mengakses informasi tentang brand dengan begitu mudahnya.

 

Disaat yang sama ketika para brand berbondong-bondong melakukan promosi di media sosial, platform-platform jejaring sosial pun berusaha memanfaatkan fenomena ini. Mereka semakin giat meluncurkan fitur-fitur yang dapat mengakomodir kebutuhan brand — hal ini pada akhirnya akan mempengaruhi kita sebagai audiens.

 

Bulan lalu, Instagram meluncurkan Instagram Reels, yakni fitur video singkat berbentuk vertikal yang sebelumnya identik dengan media sosial TikTok. YouTube pun tidak mau kalah dengan meluncurkan fitur serupa bertajuk YouTube Shorts. Hubungan antara media sosial, brand atau bisnis, juga audiens merupakan sesuatu yang unik dan akan selalu saling mempengaruhi satu sama lain.

 

Teman Atau Musuh

rentang perhatian

 

Di satu sisi memang media sosial dapat membantu Anda berhubungan dengan orang-orang terdekat, bahkan mendapatkan inspirasi dan informasi terkini. Di sisi lain, media sosial dapat membuat Anda kerap menemukan distraksi. Bukan hanya dari rentang perhatian, bahkan Anda juga dapat jadi sering membeli hal-hal yang sebenarnya tidak Anda butuhkan hanya karena gimmick marketing di media sosial, lho!

 

Setelah membaca wacana ini, apakah ada perubahan dalam pendapat Anda terhadap media sosial dan rentang perhatian Anda? Apakah Anda menganggap smartphone yang kerap menghiasi tangan Anda sebagai teman atau musuh?

 

Mungkin Anda termasuk dari 20 persen orang yang menyatakan bahwa teknologi adalah sumber stress mereka, atau mungkin Anda sudah berhasil menemukan titik imbang antara memanfaatkan media sosial secara maksimal dan tetap mempertahankan tingkat konsentrasi dan rentang perhatian Anda?

 

Mari diskusikan!

 

Annisa Shafira About the author

Annisa is a Public Relations graduate from Universitas Padjadjaran and a self-proclaimed avid diarist. Her interest in writing sparked when she was a Journalist Intern in DetikCom, since then she has been passionately pouring her thoughts into writings.

×

 

Hello!

Click one of our contacts below to chat on WhatsApp

× Hi, Krona's Here!